Mengapa kita mempercayai influencer kecantikan? - CU167

Latest

Header Ads Widget

Sabtu, 26 Mei 2018

Mengapa kita mempercayai influencer kecantikan?

Bagaimana Anda tahu apakah produk kecantikan bekerja? Tanya teman? Bisakah Anda mempercayai penjual di department store? Bagaimana dengan membaca deskripsi di kotak produk?

Istilah "influencer kecantikan" mungkin terdengar akrab bagi mereka yang aktif di media sosial. Seorang influencer kecantikan didefinisikan sebagai seseorang yang berbagi pendapat mereka tentang berbagai produk kecantikan. Secara sadar atau tidak, influencer kecantikan ini memiliki lebih banyak atau lebih sedikit kontribusi untuk membentuk penilaian kita pada pilihan produk kecantikan kita.

Mengapa kita mempercayai influencer kecantikan di tempat pertama? Mengapa kita mendengarkan dan membaca ulasan mereka? Mengapa itu penting?

Hingga abad ke-18, gagasan tentang keindahan didominasi oleh Plato dan Aristoteles, yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang obyektif. Mereka menekankan keindahan sebagai masalah proporsi atau hubungan tertentu di antara bagian-bagian dan itu bukan sesuatu yang datang dari respon yang melihatnya.

Kemudian, konsep kecantikan mengalami pergeseran. Keindahan terlihat dalam keadaan yang lebih subyektif. Dalam arti, definisi keindahan diletakkan pada himpunan standar yang dihasilkan oleh pengindra di dalam pikirannya sendiri. Seperti yang dikatakan oleh David Hume dalam The Standard of Taste pada tahun 1757, “Kecantikan tidak memiliki kualitas dalam hal-hal itu sendiri: Itu hanya ada di dalam pikiran yang merenungkannya dan setiap pikiran merasakan keindahan yang berbeda.”

Baca juga: Selamanya modern: Ikon mode Jil Sander melihat ke belakang

Namun, David Hume dan Immanuel Kant sepakat bahwa sesuatu yang penting hilang ketika kecantikan diperlakukan semata-mata sebagai sikap subyektif. Dalam arti, diskusi tentang kecantikan menjadi tidak berarti karena itu hanyalah cara untuk menyetujui sikap pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar